Bekerjasama dengan Damkar Kobar, PT Pertamina Fuel Pangkalan Bun Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Penggunaan APAR

SKPD

MMC Kobar - Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan pekerja dalam menangani kebakaran, pada Rabu (5/10) PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Pangkalan Bun mengadakan Workshop Fire Protection yang diikuti sebanyak 50 karyawan dan mitra kerja.

Kegiatan yang berlangsung di aula terbuka Fuel Terminal Pangkalan Bun ini digelar dalam rangka sosialisasi prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), pembongkaran BBM, dan penanganan keluhan pelanggan tahun 2022. Workshop ini menghadirkan narasumber dari Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar)

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Manager Fuel Terminal PT Pertamina Patra Niaga Pangkalan Bun Dedi Subandi. Dalam sambutannya Dedi menyampaikan, kegiatan ini bertujuan mengedukasi para karyawan dan mitra kerjanya di lingkungan Fuel Terminal Pangkalan Bun dan para operator SPBU se-Kabupaten Kobar, Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Sukamara.

“Melalui kegiatan ini para karyawan dan operator SPBU dapat mempraktikkan bagaimana cara penanggulangan kebakaran pertama apabila terjadi suatu kebakaran baik di lingkungan kerja maupun di tempat tinggal masing-masing,” kata Dedi.

“Untuk itu diharapkan kepada para peserta agar dapat benar-benar mengikuti sosialisasi dan pelatihan ini dengan serius dan memahami apa yang disampaikan oleh narasumber,” lanjut Dedi.

Kasat Pol PP dan Damkar Kobar melalui Kepala Bidang Damkar Dwi Agus Suhartono mengatakan, menanggulangi atau mencegah kebakaran bukan hanya damkar, tetapi juga merupakan tugas bersama, karena saat api masih kecil itu teman, saat api sudah besar itu lawan.

"Jadi selagi api masih kecil jangan sampai api tersebut sampai membesar karena dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Maka dari itu mari kita bersama-sama belajar cara penanggulangan kebakaran. Dengan memahami teori Segitiga Api yang akan dijelaskan oleh petugas kami dan akan kita simulasikan bersama-sama setelah pembukan dan terori," terang Agus Suhartono.

"Simulasi yang akan kita praktekan yaitu cara pemadaman menggunakan benda basah atau yg biasa kami sebut dengan cara tradisional mengunakan handuk atau kain basah, lalu kita tutupkan ke titik api tersebut saat api masih kecil. Kemudian menggunakan alat yang modern yaitu APAR,” tandasnya.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, teori segitiga api adalah istilah yang diberikan pada rumus terjadinya pembakaran, yaitu bahan bakar plus oksigen plus panas sama dengan api.

“Kalau salah satu komponen unsur api disingkirkan, maka kita tidak hanya memadamkan api, tetapi juga mencegah kebakaran selanjutnya. Unsur api tersebut adalah oksigen, panas dan bahan bakar,” tutup Agus. (rdf/polppdamkar)



TOP