DWP Dinas Perkim Ajak ASN Perempuan Belajar Budi Daya Tanaman Hidroponik

SKPD

MMC Kobar - Mengingat maraknya pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang sampai saat ini jumlahnya masih terus bertambah. banyak masyarakat yang melakukan aktifitas di rumahnya karna takut tertular covid-19. Untuk membuang kejenuhan sebagian masyarakat biasanya berinovasi membuat hal-hal yang bisa membuat rasa jenuh hilang, contohnya seperti menamam bunga, menjahit, berolahraga, ataupun bercocok tanam.

Sesuai surat himbauan Bupati Kobar tentang pemanfaatan lahan pekarangan dan konsumsi pangan lokal di perkarangan rumah maupun di lingkungan kantor, Ketua Dharma Wanita Persatuan Dinas Perkim beserta para anggotanya berinisiatif mengundang Dinas Ketahangan Pangan (DKP) Kobar untuk menjadi narasumber tentang pengenalan media tanaman air/hidroponik pada Jumat (7/8).

Kegiatan sosialisasi ini dibuka langsung oleh Fidiyah Hasyim Muallim selaku Ketua DWP Dinas Perkim dan dihadiri oleh Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan DKP Kobar serta partisipan ASN dan anggota DWP di lingkungan Dinas Perkim. Sedangkan sebagai narasumber adalah Kun Aliman dan Akhmad Rafi’i dari petani hiroponik binaan DKP Kobar.

Pada penyampaian materi yang disampaikan oleh Kun Aliman menjelaskan ada 6 dasar sistem hidroponik, namun untuk tren saat ini yang biasa di gunakan kebanyakan orang adalah seperti NFT (Nutrient Film Technique) dan System Wick.

“Untuk konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman hidroponik dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen. Biasanya tanaman ditempatkan pada net pot kemudian akar tanaman menggantung ke larutan di dalam tabung/paralon. Namun tetap dibutuhkan media untuk masa persemaian biji sampai siap dipindah tanam ke sistem NFT ini,” terang Kun Aliman.

Sedangkan Sistem Wick, Kun Aliman melanjutkan, merupakan sistem yang paling sederhana, ini adalah sistem pasif, yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. “Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan sumbu, biasanya sumbu menggunakan kain flannel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air,” jelasnya.

Sebelum acara penutupan Ketua DWP Dinas Perkim mengucapkan ucapan terima kasih kepada peserta yang telah hadir dan kepada narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan, karena telah memberikan edukasi yang positif dan bermanfaat bagi ibu-ibu DWP di lingkungan Dinas Perkim.

“Diharapkan kedepannya untuk kegiatan semacam ini dapat di lakukan rutin tiap bulan, dengan mengundang narasumber dari dinas maupun dari organisasi lainnya,” ucap Fidiyah Hasyim Muallim. (disperkim_kobar)



TOP