Kembangkan Bisnis yang Lebih Hijau, Koperasi Sekunder KSMJ Tanda Tangani Nota Kesepahaman dengan USAID SEGAR

SKPD

MMC Kobar – Koperasi Sekunder Karya Sawit Mandiri Jaya (KSMJ) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui proyek Sustainable Environmental Governance Across Regions (USAID SEGAR) pada Rabu (12/4) menandatangani nota kesepahaman yang bertujuan untuk mengembangkan rantai pasok dan operasional pabrik kelapa sawit (PKS) yang lebih hijau.

Nota kesepahaman ini akan memperkuat kerja sama antara kedua pihak dalam upaya meningkatkan sektor kelapa sawit yang lebih ramah lingkungan, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

USAID SEGAR dan KSMJ akan bekerja sama dalam pengembangan produksi hijau dan pabrik kelapa sawit berbasis koperasi, termasuk sertifikasi petani kecil dan upaya menjaga lingkungan pada lanskap yang lebih luas.

Kedua pihak juga akan berfokus pada penerapan praktik perkebunan yang baik untuk menjaga keberlangsungan lingkungan sekaligus memperkuat hubungan antara koperasi dan masyarakat setempat, khususnya para petani swadaya anggota KSMJ.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Tengku Ali Syahbana yang hadir mewakili pemerintah daerah, dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kobar saat ini terus mendorong komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam rangka menerapkan pengelolaan komoditi kelapa sawit secara berkelanjutan.

“Lebih dari itu, yang patut kita banggakan bersama, pabrik kelapa sawit yang akan dibangun ini menjadi pabrik yang menjamin pasokannya berasal dari kebun yang dikelola secara lestari. Jadi, kerja sama antara KSMJ dan USAID SEGAR ini juga dapat mendorong industri kelapa sawit yang lebih ramah lingkungan di Kotawaringin Barat,” imbuhnya.

Dalam kerja sama ini, USAID SEGAR berkomitmen membantu KSMJ yang berencana membangun PKS dengan kapasitas produksi 30 ton/jam dengan pasokan Tandan Buah Segar (TBS) dari para petani swadaya anggota tujuh koperasi primer yang turut mendirikan KSMJ serta kelompok tani tersertifikasi lainnya di Kotawaringin Barat.

Dukungan tersebut antara lain mencakup penyiapan dokumen seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dan rencana bisnis, mengidentifikasi potensi investasi tambahan, memberi bantuan teknis untuk sertifikasi petani swadaya pemasok minyak kelapa sawit (CPO), serta memperkuat kemampuan lembaga dalam mengelola bisnis. Secara umum, kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman ini diharap bisa memberikan kontribusi positif dalam mendorong pengembangan bisnis hijau berbasis koperasi dalam industri kelapa sawit.

Sementara itu Ketua Koperasi Sekunder KSMJ Sutiyana menuturkan, sebagai koperasi sekunder yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, KSMJ memiliki komitmen untuk menjalankan praktik keberlanjutan dan meningkatkan efisiensi produksi.

"Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari USAID SEGAR. Kami berharap kolaborasi ini bisa membantu KSMJ mengembangkan rantai pasok bisnis kelapa sawit yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar Sutiyana.

Deputi Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia, Mark Newton mengungkapkan bahwa dalam bisnis, integrasi keberlanjutan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang bertanggung jawab merupakan prasyarat untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Untuk itu, melalui proyek SEGAR, USAID mendukung dunia usaha lewat penguatan kegiatan bisnis agar integrasi ketiga aspek tersebut bisa terwujud dengan baik dan memberi keuntungan bagi peningkatan daya saing bisnis di pasar global.

Penandatanganan nota kesepamahaman antara USAID SEGAR dan KSMJ turut dihadiri oleh Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nur Hygiawati Rahayu.Bappenas bekerja sama dengan USAID untuk pelaksanaan proyek USAID SEGAR.

"Perlu ada upaya bersama antara pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menerapkan praktik keberlanjutan di industri kelapa sawit. Dalam konteks ini, dukungan dari USAID SEGAR bagi bisnis seperti KSMJ sangat penting, tidak hanya untuk menghijaukan rantai pasok kelapa sawit di Indonesia, tetapi juga menjadi contoh upaya menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial melalui kolaborasi antarlembaga," pungkas Nur.



TOP