Kembangkan Perlindungan Tanaman Komoditas Hortikultura, Poktan Binaan Dinas TPHP Peroleh Bantuan Peralatan Klinik

SKPD

MMC Kobar - Untuk pengembangan perlindungan tanaman komoditas hortikutura,  Kelompok Tani Binaan Dinas TPHP Kobar peroleh bantuan peralatan Klinik dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Kalteng. Perwakilan BPTPH Provinsi Kalteng yang diwakili petugas UPTD BPTPH menyerahkan bantuan Peralatan Klinik Pertanian ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Tani, Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai. Penyerahan yang dilaksanakan pada Selasa (11/8) dan diterima oleh ketua KWT Sekar Tani Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Normah.

Perwakilan BPTPH Provinsi Kalteng yakni, Jumiatul Janah, menuturkan bahwa tujuan penyaluran bantuan peralatan klinik tanaman ini adalah untuk menciptakan pertanian organik yang dibutuhkan oleh masyarakat. “Bantuan peralatan klinik tanaman ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membantu petani menuju pertanian organik dan menciptakan pertanian sehat, baik sehat petaninya, sehat lingkungannya dan sehat produk-produk yang dihasilkannya,” tutur Janah.

Selain di Desa Sungai Kapitan Kecamatan Kumai, BPTPH Provinsi Kalteng juga menyalurkan bantuan serupa kepada Kelompok Tani Rukun Makmur Desa Sungai Melawen Kecamatan Pangkalan Lada yang diterima oleh Ketua Poktan, Banu Subianto.

Kepala Dinas TPHP yang diwakil Kepala Bidang Hortikultura, Endro Budi Utomo, SP mengungkapkan bahwa bantuan ini merupakan tindak lanjut dari usulan Dinas TPHP kepada BPTPH Provinsi Kalteng untuk dapat mendirikan Klinik Tanaman. “Tahun 2019 lalu kami telah mengirimkan Kasi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura ke BPTPH Provinsi Kalteng untuk melaksanakan konsultasi perihal keinginan beberapa beberapa Poktan di Kobar untuk mendirikan Klinik Tanaman, dan ditindaklanjuti pada tahun ini oleh BPTPH Propinsi Kalteng dengan mengirimkan bantuan berupa 2 unit peralatan Klinik Tanaman untuk dua kelompok,” tutur Endro.

Endro menambahkan dengan adanya klinik tanaman di desa bisa membantu petani dalam pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yaitu penyediaan agensi hayati. “Untuk poktan atau kelompok wanita tani yang memperoleh bantuan peralatan, bisa memproduksi bahan agensi hayati seperti trychoderma, dll. Dengan adanya klinik bisa memberikan informasi teknologi PHT (Pengendalian Hama Terpadu) kepada petani dan lainnya yang bersangkutan,” tambah Endro.

Pertanian organik merupakan salah satu alternatif budidaya pertanian yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang bebas dari segala bentuk bahan anorganik seperti pupuk buatan, pestisida dan zat pengatur tumbuh. Harapan Ke depan yakni usaha tani di Kobar bisa mengurangi penggunaan pestisida dan berangsur-angsur menjadi pertanian organik. Maju Terus Petani Kobar. (dinas_tphp)



TOP