Jakarta, Kominfo – Tahun ini, bangsa Indonesia merayakan Peringatan Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia. Tema yang dipilih tahun ini Bangkit Indonesia Maju. Pilihan tema itu menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate ditujukan untuk membangun optimitisme untuk bangkit dari pandemi Covid-19 baik di bidang kesehatan maupun ekonomi.
“Bapak Presiden menyampaikan kepada kita semuanya, kepada bangsa kita untuk kita harus pulihkan kesehatan kita. Di saat yang bersamaan, ekonomi juga harus bangkit. Jadi, dua hal itu. Makanya tema kali ini kita pasti Bangkit untuk Indonesia Maju,” tutur Menteri Johnny dalam program Prime Talk Metro TV, Jakarta, Senin (10/08/2020).
Menteri Kominfo menilai syarat utama upaya memutus rantai persebaran Covid-19 adalah pelaksanaan protokol kesehatan oleh masyarakat keseluruhan secara disiplin dan terus-menerus.
“Selama itu tidak dilakukan maka potensi terjadi penularan besar sekali. Nah, ukuran membesarnya penularan itu dari mana? Ya pada saat pemerintah melakukan uji atau tes PCR-nya,” ujarnya.
Menurut Menteri Johnny, PCR test yang dilakukan setiap harinya sudah cukup besar untuk ukuran Indonesia yang lebih dari 30 ribu. Ketika PCR test semakin banyak dilakukan, namun masyarakat belum sepenuhnya melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin, tentu potensi peningkatan kasus menjadi besar.
“Itu dari sisi peningkatan kasusnya, lalu dari sisi kesehatan apa yang harus dilakukan? Yang harus dilakukan itu yang pertama menyembuhkan mereka, itu target utama menyembuhkan, dan menyembuhkan mereka ini tren secara presentasenya bertambah, yang harus kita cegah jangan sampai fatal,” jelasnya.
Menteri Kominfo menegaskan kembali keseriusan Pemerintah dalam menyelesaikan pandemi Covid-19. "Pemerintah sangat serius menyelesaikan pandemi Covid-19, utamanya dalam memikirkan kesehatan masyarakat untuk pulih. Hal tersebut menjadi tujuan utama dan terutama bagi pemerintah," tandasnya.
Bangun Narasi Tunggal
Menteri Johnny menjelaskan, hampir semua negara terdampak pandemi, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah teru smengomunikasikan kebijakan dalam mengatasi pandemi dan dampaknya. “Sehingga Bapak Presiden menetapkan harus ada narasi tunggal, menentukan pola komunikasi dari mana sehingga terarah,” ungkapnya.
Menurut Menteri Kominfo, Pemerintah Indonesia juga saling tukar informasi dan pengalaman dengan negara lain untuk mencari jalan keluar menyelesaikan Covid-19 secara global.
“Mudah-mudahan dengan komunikasi yang lebih terarah saat ini, masyarakat sudah cepat dapat memahaminya, mempercayainya dan melaksanakannya. Karena kunci kepatuhan masyarakat dan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin, itulah kunci utama kesuksesan kita untuk memutus rantai Covid-19,” terangnya
Menanggapi upaya pemerintah dalam memutus rantai Covid-19, Guru Besar UI Rhenald Kasali mengatakan bahwa masyarakat di dunia sedang berubah. Fenomena baru itu menggambarkan tantangan baru di abad ini untuk melakukan penyesuaian dengan cara-cara baru.
"Artinya, suatu perubahan besar tengah terjadi saat ini akibat pandemi Covid-19, salah satunya terkait dengan komunikasi," tuturnya.
Bahkan, Rhenald Kasali menyebutkan saat ini di dunia sedang menghadapi perang dunia kelima, “Jadi perang dunia ketiga itu kan perang dingin, itu perang, cuman ancaman-ancaman saja, siapa duluan sampai di luar angkasa, perang dunia keempat adalah war and terrorism. Nah, sekarang inilah yang disebut sebagai perang narasi (perang dunia kelima),” jelasnya.
Perang narasi menurut Guru Besar UI tersebut adalah bentuk pola komunikasi yang saling mengau siapa lebih cepat untuk melawan, sama seperti virus Covid-19.
“Saya kira semua bangsa belajar dan menghadapinya, saat ini ketika menghadapi situasi seperti itu tentu saja pemerintah dituntut lebih pandai, tetapi tidak hanya pemerintah, tetapi juga dituntut partisipasi kita (publik) yang ingin negara kita menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Sumber : kominfo.go.id