MMC Kobar - Penyuluh Pertanian selain berprofesi mendampingi, memfasilitasi dan mengembangkan sumber daya petani juga sangat diperlukan di dunia pendidikan. Hal ini terbukti dengan adanya permintaan salah satu sekolah, SMKN 1 Pangkalan Banteng untuk menjadi Tim Penguji Ekstern.
Selama 4 hari, mulai tanggal 1-4 Maret 2021 Penyuluh Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) wilayah BPP Pangkalan Banteng atas nama Jono, Iswanta, Waluyo dan Choeri menyanggupi permintaan untuk menjadi Tim Penguji Ekstern di SMKN 1 Pangkalan Banteng.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi profesionalisme seorang penyuluh pertanian yang terbiasa dengan petani, sedangkan kali ini dihadapkan dengan dunia pendidikan dan tentunya telah dibagi sesuai keahlian penyuluh itu sendiri.
Masing-masing jurusan terdiri dari 2 kelas, jurusannya ialah Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan (APKJT) dan Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP). Iswanta dan Waluyo mendampingi jurusan APKJT, Jono dan Choeri mendampingi jurusan ATP.
“Kegiatan ujian sekolah dilakukan di ruangan lab dan di lapangan, untuk jurusan APKJT yang memiliki uji kompetensi melakukan ekstraksi, pengambilan contoh benih, analisa kemurnian fisik benih dan uji daya kecambah benih, tentunya dilakukan di ruangan lab. Sedangkan untuk jurusan APT yang memiliki uji kompetensi mengoperasikan hand tractor, prunning tanaman kelapa sawit, pemupukan tanaman kelapa sawit, pengendalian gulma tanaman dengan menggunakan herbisida, mereka melakukan ujian praktek di lahan yang memang diperuntukan untuk praktek sekolah,” jelas Jono, Kamis (4/3).
Kegiatan ujian praktek ini akan dilegalisasikan dengan diberikannya sertifikat dari sekolah kepada siswa yang mengikuti ujian dan akan ditandatangani oleh Tim Penguji Ekstern dari BPP Pangkalan Banteng dan diketahui oleh Kepala SMKN 1 Pangkalan Banteng.
Pihak sekolah meyakini bahwa penyuluh pertanian mampu dalam bidangnya untuk ikut serta dalam pengujian siswa dan tidak menutup kemungkinan kedepannya penyuluh pertanian akan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dunia pendidikan.
“Selama 4 hari kami berempat mengikuti proses ujian mereka (SMKN 1 Pangkalan Banteng), kami menganalisis uniknya karakter para siswa mulai dari yang mudah memahami materi hingga yang kurang memahami materi saat proses belajar mengajar,” tutup Jono. (dtphp kobar)