Sebuah Keniscayaan, Pandemi Covid-19 dan TIK Picu Teknologi Industri 4.0
- penulis Humas Diskominfo Kobar
- Minggu, 12 Juli 2020
- dibaca 15 kali
Jakarta, Kominfo – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum Henri Subiakto, menilai penerapan kenormalan baru (new normal) merupakan sebuah keniscayaan di tengah pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhir. Bahkan, dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi akan dapat mempercepat penerapan industri 4.0.
“New normal ini sebuah kenscayaan, kenapa? bahwa kita tahu virusnya itu tidak hilang, virusnya sampai sekarang masih ada dan masih berbahaya sekali,” tutur Henri dalam Webinar yang diselenggarakan BAKTI Kominfo dan Komisi I DPR RI dari Jakarta, Minggu (12/07).
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Hukum menyatakan masyarakat perlu berhati-hati terhadap Covid-19 yang mengancam bahkan membunuh diri sendiri dan keluarga akibat keganasannya, akan tetapi dalam kondisi ini setiap orang tentu tidak bisa berdiam diri.
“Karena apa? Kalau diam yang membunuh kita bukan hanya virusnya, tetapi kita tidak bisa mendapatkan nafkah, pencarian. Itulah kenapa Bapak Presiden mengatakan bahwa sekarang ekonomi digerakkan lagi, karena kalau tidak digerakkan banyak perusahaan yang jatuh, sudah banyak perusahaan yang tidak kuat untuk menahan PHK. Nah, ini harus dibuka,” katanya.
Dengan pemberlakuan kenormalan baru, Henri menegaskan protokol kesehatan tidak bisa ditunda dan ditawar untuk dipatuhi. Oleh karena itu, masyarakat harus tetap menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak di era new normal.
Dalam webminar yang diikuti pelajar dan mahasiswa asal Sumatera Utara, Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Hukum menyatakan perubahan yang terjadi di dunia akibat pandemi Covid-19 juga dilihat dari beberapa aspek, diantaranya menyoal dampak di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang justru bisa bersinergi dengan pandemi ini.
“Tampaknya justru teknologi dan Covid ini bisa bersinergi, hikmahnya begitu. Kita malah sekarang kecepatannya luar biasa untuk menuju kepada kondisi yang disebut sebagai teknologi industri 4.0, atau nanti setelah new normal ada next normal,” jelasnya
Sebagai contoh menurut Henri Subiakto, jika sebelum Covid-19 banyak orang terkagum dengan universitas ternama seperti Harvard University yang dalam proses pembelajarannya menggunakan teknologi digital. Saat ini justru hampir semua perguruan tinggi di dunia telah memanfaatkannya, termasuk di Indonesia.
“Sekarang ternyata itu menjadi keharusan, tidak saja lagi harus Harvard, kita pun di Indonesia mau tidak mau kalau ngajar menggunakan teknologi digital, ini yang terjadi, itu semacam keniscayaan,” imbuhnya.
Webinar bertema Membekali Diri dengan Kemampuan TIK di Era New Tatanan Kehidupan Normal Baru, turut menghadirkan narasumber Ketua Komisi I DPR RI Meutya V. Hafid dan CEO and Founder Pinhome Dayu Dara Permata.