Selama 2 Hari, BPBD Kobar dan Satgas Padamkan Karhutla di Wilayah Desa Sungai Bakau

SKPD

MMC Kobar - Tidak adanya hujan yang turun dalam beberapa hari belakangan membuat vegetasi di wilayah pesisir Kecamatan Kumai kering dan mudah terbakar. Sehingga pada Jumat (1/4) dan Sabtu (2/4) lalu, lahan di daerah Desa Sungai Bakau Kecamatan Kumai dilalap si jago merah.

Berdasarkan info dari Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Keraya yang kebetulan melintas melihat ada kepulan asap di wilayah tersebut. Mendapati informasi tersebut, personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) langsung bergerak menuju lokasi. Kobaran api dengan cakupan yang cukup luas telah membakar lahan dengan vegerasi semak belukar.

Api cepat menyebar dikarenakan angin yang juga bertiup kencang. Penanganan pun dilakukan dengan dibantu dari personil dari Manggala Agni, TNI dan Polri, KPHP Kobar, PMI, IEA Pangkalan Bun dan MPA desa terdekat.

"Penanganan kali ini cukup menguras tenaga para personil. Karena selain akses menuju lokasi yang sulit, sumber air juga lumayan jauh sehingga pemadaman menggunakan air dari mobil tanki dan kepyok (alat pemadam api kawat) untuk mengontrol jalur api," terang Kabid Kedaruratan dan Logistik Martogi Siallagan pada Minggu (3/4).

Karena beberapa kendala tersebut, proses pengendalian api pun memakan waktu sampai malam hari. "Malam pun api semakin membesar karena kencangnya angin dari arah pesisir," tandasnya. Namun berkat koordinasi dan kerjasama yang baik dari setiap personil di lapangan, api bisa dipadamkan.

Dikarenakan waktu, maka usai melakukan mopping up untuk mengecek apakah api sudah benar-benar padam, personil melanjutkan groundcheck di hari kedua. "Di hari kedua sempat nyala kembali, namun tidak membutuhkan waktu seperti kemarin karena personil BPBD sudah mempersiapkan peralatan untuk mengantisipasi kendala di penanganan sebelumnya,"ujarnya.

Kondisi cuaca panas hingga berhari-hari sudah pasti berpotensi terjadinya Karhutla. Oleh sebab itu Martogi mengajak seluruh masyarakat, khususnya di wilayah dengan kemungkinan terjadi karhutla tinggi agar bisa melakukan pencegahan.

"Seperti yang sudah dijelaskan juga oleh Kapolres Kobar jika sudah sering terjadi karhutla, maka penanganannya akan memakan waktu lama dan asapnya akan mengganggu aktivitas masyarakat juga. Oleh karena itu mari bersama-sama melakukan pencegahan. Jangan melakukan pembakaran untuk membuka lahan," imbau Martogi. (bpbd kobar)



TOP