MMC Kobar - Pada tahun 2018 Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tercatat memiliki populasi ternak sapi 25.770 ekor, 3.135 kambing, 200 domba, 6.084 babi, 51.825 itik, 424.742 ayam buras, 199.584 ayam petelur dan 6.243.880 ayam potong. Dengan profil populasi ternak yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta berbagai program pengembangan peternakan di Kabupaten Kobar, maka kinerja pelayanan kesehatan hewan yang lebih prima menjadi tuntutan bagi masyarakat.
Selain penguatan kelembagaan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan hewan, peningkatan kapasitas SDM petugas teknis mutlak diperlukan melalui berbagai kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis.
Atas dasar itulah, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Kobar menyelenggarakan in-house training bagi petugas teknis kesehatan hewan yang tersebar di 6 kecamatan se-Kotawaringin Barat terkait skills melakukan teknik nekropsi, Rabu (21/8).
Narasumber dalam Pelatihan Teknik Dasar Nekropsi ini, Prof. drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS, Ph.D, APVet, DACCM selaku Kepala Divisi Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB Bogor, menjelaskan bahwa nekropsi adalah pemeriksaan hewan yang dilakukan saat hewan telah mati (post mortem) yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari kondisi luar tubuh hingga organ-organ interna.
“Nekropsi memungkinkan petugas untuk mengetahui penyebab kematian hewan, apakah disebabkan oleh agen infeksius atau penyakit degeneratif,” kata Prof. Bambang.
Tidak hanya sebatas teori tentang nekropsi, Prof. Bambang secara langsung membimbing peserta (hands-on) melakukan praktek teknik nekropsi yang benar pada hewan ruminansia dan unggas.
Kadis PKH, Ir. Ida Pandanwangi, menuturkan kegiatan ini diharapkan menjadi wahana pembelajaran dan peningkatan skills bagi SDM petugas teknis kesehatan hewan di lapangan guna membantu penanganan penyakit berbasis peneguhan diagnosis, baik secara klinis maupun pemeriksaan penunjang di laboratorium.
“Hal ini penting agar kinerja pelayanan kesehatan hewan beserta jejaringnya hingga ke lokus peternakan dapat dirasakan oleh masyarakat peternak. Lebih jauh, sejalan dengan visi membangun generasi unggul melalui peningkatan kapasitas penguasaan ilmu dan skills, diharapkan tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan Dinas PKH dapat meningkat,” terang Ida Pandanwangi. (dpkh kobar)